Belakangan ini, terdengar berita yang mengkhawatirkan tentang guru atau pendidik yang justru dipenjara karena menegur perilaku buruk murid mereka. Kasus-kasus seperti ini tentu memprihatinkan, mengingat guru adalah sosok yang berperan mendidik, mengarahkan, dan membentuk karakter generasi muda. Namun, niat baik mereka justru berujung pada masalah hukum hanya karena menegur atau memberi sanksi untuk mendisiplinkan siswa.
Fenomena ini membawa dampak serius dalam dunia pendidikan. Pertama, banyak guru mungkin merasa khawatir dan ragu dalam menjalankan peran mereka secara maksimal. Takut akan konsekuensi hukum membuat mereka enggan menegur atau menindak siswa yang berperilaku tidak baik, sehingga proses pembentukan disiplin dalam lingkungan sekolah bisa terganggu. Kedua, hal ini bisa mempengaruhi perilaku murid yang, alih-alih menghormati guru, justru merasa bisa bebas bertindak tanpa batas.
Dampak lain yang lebih luas adalah rusaknya hubungan antara guru dan murid, yang bisa melemahkan nilai-nilai kepercayaan, rasa hormat, dan tanggung jawab. Jika kondisi ini terus berlanjut, bukan hanya pendidikan yang dirugikan, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan, yang pada akhirnya kehilangan generasi muda yang berkarakter baik dan disiplin.
Islam, sebagai agama yang luhur, sangat mendorong umatnya untuk menjadi pendidik yang berilmu, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah perbuatan buruk. Mereka yang melaksanakan peran ini dianggap sebagai orang-orang yang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat.
Adab adalah tata krama atau aturan yang mengatur bagaimana seseorang berperilaku dalam berinteraksi dengan orang lain. Adab memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat, termasuk dalam hubungan antara murid dan guru.
Dalam Islam, adab seorang murid terhadap gurunya sangat ditekankan. Guru dianggap sebagai penerus para nabi dan memiliki kedudukan yang mulia di hadapan Allah SWT, sehingga murid wajib menghormati dan memuliakan gurunya.
Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar, menjelaskan beberapa adab yang harus dipatuhi oleh murid terhadap guru. Di antaranya:
- Mengucapkan Salam Terlebih Dahulu
Saat bertemu, murid dianjurkan untuk menyapa guru lebih dulu dengan salam sebagai tanda penghormatan. - Tidak Berbicara Berlebihan di Depan Guru
Ketika guru sedang mengajar, murid perlu menyimak dengan saksama dan tidak berbicara terlalu banyak agar fokus pada pelajaran. - Berdiri Ketika Guru Berdiri
Ketika guru berdiri, murid juga sebaiknya berdiri untuk menghormati kehadiran guru dan menunjukkan kesiapan menerima ilmu. - Tidak Menyangkal Penjelasan Guru
Jika murid memiliki pandangan berbeda, ia sebaiknya menyampaikan pendapatnya dengan cara yang sopan tanpa menyinggung. - Duduk Ketika Guru Duduk
Saat guru duduk, murid juga sebaiknya ikut duduk agar tidak terlihat sombong atau tidak menghargai. - Tidak Memotong Pembicaraan Guru
Murid hendaknya menunggu sampai guru selesai berbicara sebelum memberikan pendapat agar tidak dianggap tidak sopan. - Tidak Meninggalkan Kelas Tanpa Izin
Meninggalkan kelas tanpa izin guru dapat mengganggu pelajaran dan menunjukkan sikap tidak hormat. - Berbicara dengan Sopan kepada Guru
Murid harus selalu berbicara dengan sopan kepada guru untuk menunjukkan penghargaan. - Tidak Memuji Guru Lain di Hadapan Guru
Memuji guru lain di hadapan guru dapat menimbulkan rasa iri atau tersaingi. - Tidak Mengolok-olok Guru
Menghina atau mengolok-olok guru, baik langsung maupun tidak langsung, sangat tidak diperbolehkan. - Tidak Memfitnah Guru
Murid harus menjaga reputasi guru dengan tidak menyebarkan fitnah. - Mendoakan Guru
Murid sebaiknya mendoakan kesehatan, keselamatan, dan keberkahan bagi guru sebagai bentuk terima kasih.
Dengan mematuhi adab-adab ini, murid menunjukkan rasa hormat kepada gurunya, menciptakan suasana belajar yang kondusif dan positif sehingga ilmu dapat diperoleh dengan lebih baik.